Kejahatan wanita bernama Wang Shou Xin adalah penggelapan dan korupsi. China memang negara komunis tapi hukum memang dijalankan dengan tegas disana. Korupsi termasuk masalah berat yang sama beratnya dengan pembunuhan. Untuk itu orang China berpikir dua kali untuk melakukan korupsi. Hukum tidak memandang jenis kelamin sebab pelaku kejahatan pria atau wanita sama saja dimata hukum. Salah adalah salah tidak ada salah dibenarkan dan mencari alasan biar kelihatan benar.
Berbeda jauh dengan di negeri ini dimana korupsi cuma hanya dikenakan kurungan badan dan itupun masih bisa dinegosiasi segala macam dan mencari alibiagar hukumannya ringan. Ditambah lagi tidak ada upaya menyita harta dan aset-aset pelaku korupsi (pemiskinan koruptor) padahal kejahatan mereka adalah kejahatan kemanusiaan.
(Berpura-pura) sakit adalah senjata ampuh para pelaku dan terdakwa korupsi yang pada dasarnya mencari celah dan kesempatan untuk banyak hal. Salah satunya adalah untuk mengulur waktu agar bisa menyusun strategi.
Namun sekali lagi, kita beda dengan China yang tegas dan tidak pandang bulu. Di China, tidak ada aturan main yang bisa “dinegosiasi”.
Dan Wang Shou Xin menjadi contoh peringatan pertama pada tahun 1980 bagi para (calon) koruptor saat ia menjadi wanita koruptor yang pertama kali dieksekusi mati di hadapan regu tembak.