Kota-Kota Mitos

Disini ada beberapa kota-kota mitos atau beberapa orang percaya bahwa kota2 tersebut pernah ada atau masih ada tapi tetap tersembunyi.


AGHARTA
banyak kebudayaan didunia mempunyai mitos dan legenda yang didasarkan pada gagasan bahwa bumi memiliki lubang yang berada dibawah tanah. Dari kebudayaan Yunani kuno yang percaya bahwa ada kehidupan dibawah tanah sampai pada kebudayaan yang percaya bahwa neraka itu sendiri berada di suatu tempat dibawah panasnya permukaan bumi. Masyarakat modern percaya bahwa ada suatu kerajaan besar dibawah sana, yang memunculkan spekulasi bahwa bumi memiliki lubang di permukaan sebagai jalan menuju kesana. Bahwa ada suatu kota bawah tanah dimana didalamnya tinggal beragam ras asing. Banyak pula yang percaya bahwa UFO datang dari kota ini, tempat yang dibangun oleh para engineer dengan teknologi super canggih – banyak juga yang percaya bahwa ada pesawat luar angkasa yang ditanam diperut bumi, menunggu saatnya keluar

.

Agarta dipercaya oleh sebagian orang sebagai nama untuk kota tersebut. Banyak dari mereka yang tinggal disana adalah keturunan dari mereka yang awalnya tinggal di permukaan bumi. Berdasarkan legenda, orang-orang Atlantis kuno dan lemuria melarikan diri ke bawah tanah dimasa perang besar dan membangun kota tersebut. Hari ini, keturunan mereka masih hidup dibawah sana. Beberapa bahkan percaya bahwa kota legendaris lainnya, Shamballa, adalah ibukota Agarta.

Bagaimana masyarakat kuno bisa merancang hal yang seperti itu? Dan bagaimana UFO menemukan jalannya kesana? Legenda menyatakan ada banyak jalan masuk kesana diseantero bumi. Tempat-tempat ini biasanya berupa monumen atau landmark yang terkenal, diantaranya : Kentucky Mommoth Cave di KY, gunung Himalaya di Tibet, juga Piramida Giza di Mesir, Kutub Selatan, Kutub Utara, Tambang King Solomon, Rama di India, dan masih banyak lagi tempat-tempat yang mereka percayai.

Berbicara tentang India, ada sebagian masyarakat yang percaya kalau ada satu ras bawah tanah yang wajahnya menyerupai ular yang tinggal didalam kota bawah tanah, dan seringkali berperang dengan Agarta. Makhluk menyerupai ular ini, yang dikenal sebagai “nagas” memberi manusia banyak masalah seperti penindasan, penculikan, dan terkadang memakan kita. Banyak orang dan Para supranatural belakangan mengklaim mereka telah membuat suatu jalan untuk berhubungan dengan para penghuni bawah tanah. Teori-teori konspirasi dipercaya bahkan oleh politisi yang menerima kenyataan adanya kota tersebut. Ada rumor bahwa Hitler suatu kali pernah mengirim tim peneliti ke Antartika untuk mencari jalan masuknya.




SHAMBALA
Dongeng tentang surga yang berada di bumi merupakan mitos paling abadi. Mulai dari epik bangsa Sumeria sampai kepulauan blest dalam literatur bangsa Celtic. Tema ini begitu melegenda dan berulang-ulang diangkat selama berabad-abad.

Maka tidak mengejutkan orang yang sudah modern pun memimpikan surga yang hilang dimana kesengsaraan hilang, manusia hidup dengan harmonis dengan alam dan ketika pengetahuan mengenai planet ini tersimpan secara abadi untuk generasi berikutnya. Dengan kata lain sampai ke Shangri-La.

Cerita tentang Shangri-La itu sendiri merupakan cerita modern yang diceritakan oleh seorang novelis terkenal dari Inggris, James Hilton dalam novelnya yang berjudul Lost Horizon pada tahun 1933. Di ceritakan dengan latar belakang Perang Dunia Kedua, buku ini memaparkan sebuah komunitas biara yang terdiri dari biksu Tibet (Lama) di lembah Tibet yang hilang yang disebut Shangri-La, memisahkan diri dari dunia dan waktu.

Semua pengetahuan manusia terkandung di tempat ini, barang-barang warisan budaya tersimpan secara rapi dan dalam benak orang-orang yang berkumpul ditempat ini siap untuk mengahadapi kiamat yang tak terelakkan.

Buku ini begitu sangat terkenal dan mendapatkan sukses besar karena penjualannya yang begitu meledak. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya manusia merindukan suatu tempat yang tenang seperti surga di bumi ini.

Sebenarnya James Hilton mendapatkan inspirasi menulis Shangri-La dari mitos yang Shambala yang berasal dari Tibet itu sendiri. Dalam tradisi Buddha Tibet, Shambala merupakan sebuah kerajaan rahasia yang tersembunyi yang berada dibalik puncak es pegunungan Himalaya.

Shambala disebut-sebut dalam berbagai teks kuno termasuk Kalachakra dan teks budaya kuno Zhang Zhung yang muncul sebelum Buddha Tibet berada di wilayah barat Tibet. Literatur suci Bon yang ditulis tangan oleh bangsa Tibet kuno juga menyebutkan tempat yang hampir serupa namun diberi nama Olmolungring.

Shambala diambil dari dua kata Sanksekerta yakni “swayam” dan “bhala” yang bila digabung berarti “pemberdayaan diri”. Shambala secara umum dianggap sebagai sebuah tempat dimana kedamaian, ketenangan, kebahagiaan bertahta. Terkadang juga dipercaya sebagai suatu komunitas yang telah mendapatkan pencerahan dalam tradisi umat Buddha. Dikatakan juga Shambala memiliki ibukota yang bernama Kalapa.




ELDORADO
Menurut legenda dan kepercayaan populer dari abad ke-16 di eropa, ada sebuah kota yang hilang di Amerika selatan yang penuh dengan harta karun dalam jumlah yang tak terbayangkan. Perjalanannya seringkali penuh bahaya bagi mereka yang berani dan terkadang mematikan.

Seorang penulis terkenal, Sir Walter Reigh, menulis pada tahun 1596 bahwa ia mengetahui lokasi El Dorado. Meski begitu, kota tersebut masih belum bisa ditemukan. Banyak penjelajah eropa yang melakukan perjalanan jauh kedalam rimba Amerika Selatan, berharap menemukan kota legendaris – El Dorado.

Terus bagaimana orang eropa datang dan mendengar tentang kota legendaris pada awalnya? Mereka mendengar rumor dan spekulasi dari penduduk asli Amerika Selatan sendiri. Beberapa teori tentang asal mula rumor bisa saja berasal dari orang-orang Chibcha, yang hidup terisolasi didaerah yang sekarang adalah Kolombia. Mereka menambang emerald dan emas dan tentu saja membangun kebudayaan yang nyaman untuk dihuni. Masyarakat Chibcha memiliki adat-istiadat dimana mereka melapisi tubuh setiap kepala suku terpilih dengan Balsam. Setelah itu, mereka akan meniupkan debu emas disekujur tubuhnya lewat sedotan, membuatnya terlihat seperti patung emas. Pada akhirnya, diakhir tahun 1400-an, chibcha kalah oleh suku lain dan kebudayaan mereka berakhir. Meski begitu, kisah tentang budaya unik mereka tetap hidup lewat mulut ke mulut.

Pada saat orang-orang spanyol datang ke negeri tersebut, kisah tersebut telah menjadi buah bibir dan legenda tentang “gilded one” yang memerintah sebuah kerajaan emas. El-dorado sendiri artinya lebih mendekati “orang emas” dibandingkan dengan “kota emas”. Orang-orang spanyol percaya bahwa kota emas, El Dorado, benar-benar nyata. Mereka juga percaya bahwa penduduk asli Inca melarikan diri dari penaklukkan bangsa Spanyol menuju ke sebuah kerajaan tersembunyi yang penuh dengan harta karun. Mereka juga percaya bahwa para pemberontak Inca melarikan diri dengan membawa banyak harta karun dan kerajaan tersembunyi mereka berada disuatu tempat yang sekarang adalah Venezuela.

Tahun – tahun setelah orang-orang Spanyol menjelajah seantero benua mencari El – Dorado. Lima ekspedisi besar telah dikirimkan dan tidak ada yang ditemukan. Untuk menambah legenda, seorang pria aneh, bernama Juan Martinez, yang melakukan penjelajahan ditempat dimana para penjelajah lain enggan untuk kesana, berbicara tentang sebuah kota emas bernama “Manoa”. Ia mengklaim bahwa, selama perjalanan, kru-nya bergerak masuk terus kedalam hutan, tangki penyimpan mesiu mereka meledak. Kru lalu menyalahkannya karena menyebabkan ledakan terjadi, dan meninggalkannya sebagai hukuman. Martinez sendirian dihutan saat ia secara tidak sengaja ditemukan oleh orang-orang Indian yang bersahabat. Martinez mengklaim bahwa mereka menutup matanya dan menuntunnya ke manoa, kerajaan emas. Mereka memberikan kenang-kenangan pada martinez saat hendak pergi, tapi sayangnya penduduk asli lain mencuri darinya saat ia sedang dalam perjalanan pulang.

Tentu saja kisah ini tidaklah lebih dari sebuah kisah legenda, tapi beberapa orang mempercayai apa yang martinez ceritakan. Sir Walter Reigh akhirnya mendengar kisah dan cerita kebudayaan lainnya, dan berangkat menuju amerika selatan sendirian. Disaat kedatangannya, ia menghabiskan waktu berbulan-bulan dengan kelompoknya mencari kota emas legendaris. Semua yang ia temukan, hanyalah sisa-sisa tangki mesiu kapal milik Martinez yang meledak. Setidaknya itulah bukti yang menunjukkan bahwa cerita martinez ada benarnya.




ATLANTIS
Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus

Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.

Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.

Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa Atlantis merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.
Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?

Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.

Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.

Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.

Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?

Awal tahun ‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?

Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?

Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda. Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang. Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?

Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Sedangkan menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.